Gerakan Budaya Siaga Bencana
Gerakan Budaya Siaga Bencana
Gerakan Budaya Siaga Bencana merupakan inisiasi dari Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) demi meningkatkan komitmen seluruh penyelenggara negara serta masyarakat akan sadar bencana. Hal tersebut berdasarkan kondisi wilayah Indonesia yang rawan akan bencana.
Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak diantara dua samudera besar dan terletak di wilayah lempeng tektonik. Lokasi Indonesia yang terletak di lempeng tektonik atau juga masuk dalam wilayah cincin api (ring of fire), yang berarti Indonesia rawan terkena gempa bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Oleh karena itu perlu adanya penyadaran terhadap masyarakat agar tetap waspada akan bencana.
Gerakan budaya siaga bencana juga sangat penting diterapkan di rumah sakit dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh staf rumah sakit dan pihak – pihak terkait terhadap potensi bencana. Gerakan budaya siaga bencana di rumah sakit meliputi:
- Pelatihan dan simulasi bencana secara rutin dilakukan;
- Penyusunan rencana kesiapsiagaan bencana dalam Hospital Disaster Plan (HDP);
- Sosialisasi kesiapsiagaan bencana secara rutin melalui berbagai media;
- Komunikasi yang efektif dan cepat sangat penting untuk memastikan keselamatan semua pihak saat terjadi bencana;
- Pengembangan fasilitas yang mendukung kesiapsiagaan bencana seperti jalur evakuasi, tempat pengungsian sementara, cadangan air dan makanan, serta peralatan medis yang memadai;
- Prosedur pengelolaan pasien seperti triage pasien, pengobatan pasien yang terluka, dan evakuasi pasien yang membutuhkan perawatan intensif harus ditetapkan dengan jelas;
- Mitigasi Risiko merupakan tindakan preventif yakni memastikan keamanan bangunan, melakukan perawatan rutin pada peralatan, dan memastikan adanya sistem peringatan dini;
- Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi terkait bencana seperti BPBD, Basarnas, Kepolisian, dan instansi lainnya, untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi saat terjadi bencana.
Manfaat gerakan budaya siaga bencana di rumah sakit sebagai berikut:
1. Mengurangi dampak bencana
Dengan kesiapsiagaan yang optimal, rumah sakit dapat mengurangi dampak negatif bencana terhadap pasien, seluruh staf rumah sakit, dan fasilitas;
2. Meningkatkan keamanan
Gerakan ini membantu menciptakan lingkungan kerja dan lingkungan pasien yang lebih aman;
3. Menjaga reputasi
Rumah sakit yang memiliki budaya siaga bencana yang kuat akan dianggap sebagai institusi yang bertanggung jawab dan peduli terhadap keselamatan pasien dan masyarakat;
4. Mendukung pelayanan kesehatan
Kesiapsiagaan bencana memastikan bahwa rumah sakit dapat terus memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bahkan dalam situasi darurat bencana.
Dengan adanya gerakan budaya siaga bencana yang efektif, rumah sakit dapat menjadi lebih Tangguh dan siap menghadapi berbagai jenis bencana, serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana.
Sumber: pusatkrisis.kemkes.go.id